Sarjana Menganggur Menumpuk, Program Magang Nasional Jadi Peluang Sementara

- Penulis

Rabu, 15 Oktober 2025 - 10:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Para Pencari Kerja (SUMBER FOTO: GETTY/BBCNews Indonesia)

Ilustrasi Para Pencari Kerja (SUMBER FOTO: GETTY/BBCNews Indonesia)

SURABAYA – Ribuan lulusan baru perguruan tinggi memanfaatkan Program Magang Nasional 2025 untuk mencari pengalaman kerja dan peluang karier di tengah sulitnya lapangan pekerjaan.

Program ini menargetkan 20.000 peserta dengan anggaran Rp198 miliar. Setiap peserta menerima uang saku setara upah minimum provinsi (UMP) selama enam bulan magang, dari Oktober 2025 hingga April 2026.

Lulusan UIN Walisongo, Mohammad Bagus Satria, mengaku mendaftar setelah puluhan lamaran kerjanya ditolak. “Sekarang susah cari kerja. Tidak apa lari dari jurusan, yang penting kerja,” ujarnya.

Di Papua, Muhammad Zain Amirul Djafar, alumni Universitas Yapis, juga mengaku sulit mendapat pekerjaan tetap. Ia berharap magang bisa menjadi pintu masuk ke dunia kerja. Namun, ia menilai pilihan magang di wilayahnya masih terbatas.

Baca Juga :  Ekonom Sebut Utang Kereta Cepat Rp118 Triliun Jadi “Bom Waktu” Fiskal Negara

Kebijakan hanya untuk lulusan maksimal satu tahun juga menuai kritik. Fian Ferdinando Sada, lulusan Universitas Cenderawasih 2024, menilai aturan itu tidak adil bagi sarjana yang belum bekerja lebih dari setahun.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan program ini bagian dari paket kebijakan akselerasi ekonomi nasional 8+4+5 2025 yang digagas Presiden Prabowo Subianto. “Presiden mengarahkan agar program ini berlanjut pada 2026 dan seterusnya,” ujarnya.

Baca Juga :  BRIN Bongkar Fakta Mengejutkan: Air Hujan Jakarta Penuh Mikroplastik

Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani menilai program ini menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan industri. “Pemagangan membantu lulusan membangun pengalaman kerja dan sikap profesional,” katanya.

Namun, pengamat ketenagakerjaan UGM, Tadjudin Nur Effendi, mengingatkan efektivitasnya terbatas. “Magang bersifat sementara dan tidak menjamin peserta langsung mendapat pekerjaan,” ujarnya.

Senada, peneliti BRIN El Bram Apriyanto menilai kunci keberhasilan program ini terletak pada pengawasan. “Tanpa pengawasan ketenagakerjaan yang kuat, program bisa disalahgunakan,” katanya.

Pemerintah berjanji terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan magang agar tepat sasaran dan memberi manfaat langsung bagi peserta (aka)

Berita Terkait

Bahlil Soal Isu Teguran dari Prabowo: Saya Juga Sering Ditegur, Tegur Sayang, Tegur Perintah
19 Oktober dalam Sejarah: Kecelakaan Maut Bintaro, Timor Leste Lepas dari RI
Presiden Prabowo Panggil Kepala BIN, Bahlil, dan Sjafrie Sjamsoeddin ke Kertanegara
Prabowo Ingatkan Menterinya Tiga Kali Nakal di Reshufle
Prabowo: Makan Bergizi Gratis Jadi Investasi Masa Depan Bangsa
Paparan Cesium-137 di Cikande Capai 875 Ribu Kali Lipat, Pemerintah Bergerak Cepat
Bahlil Tegaskan Pemerintah Tutup Total Ekspor Mineral Mentah
Surya Paloh Tegaskan NasDem Tak Bahas Masuk Kabinet Merah Putih Bertemu Menhan
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 12:58 WIB

Bahlil Soal Isu Teguran dari Prabowo: Saya Juga Sering Ditegur, Tegur Sayang, Tegur Perintah

Senin, 20 Oktober 2025 - 04:00 WIB

Presiden Prabowo Panggil Kepala BIN, Bahlil, dan Sjafrie Sjamsoeddin ke Kertanegara

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 20:00 WIB

Prabowo Ingatkan Menterinya Tiga Kali Nakal di Reshufle

Kamis, 16 Oktober 2025 - 23:59 WIB

Prabowo: Makan Bergizi Gratis Jadi Investasi Masa Depan Bangsa

Rabu, 15 Oktober 2025 - 23:59 WIB

Paparan Cesium-137 di Cikande Capai 875 Ribu Kali Lipat, Pemerintah Bergerak Cepat

Berita Terbaru

Foto : Wisata Sunrise Candi Borobudur (Dok : PT Taman Wisata Candi Borobudur)

Wisata & Budaya

Wisata Sunrise Candi Borobudur Dibuka Lagi,Ini Harga Tiketnya..

Senin, 20 Okt 2025 - 08:00 WIB