MERANGIN – Program Stasiun Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Merangin mulai menunjukkan hasil nyata. Dari total 59 titik, tujuh di antaranya sudah aktif melayani sekitar 16.442 warga penerima manfaat, mulai dari pelajar, ibu hamil hingga balita.
Wakil Bupati Merangin H A Khafidh meninjau langsung aktivitas SPPG di BTN Kota Mandiri, Desa Sungai Ulak, Kecamatan Nalo Tantan, Rabu (15/10). Ia menegaskan, pemerintah daerah menargetkan seluruh SPPG beroperasi penuh agar program gizi ini memberi dampak langsung bagi masyarakat.
“SPPG hadir bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi, tapi juga memperkuat ekonomi desa melalui pengelolaan bahan pangan lokal,” ujar Khafidh.
Menurutnya, awalnya Merangin hanya memiliki 48 SPPG, namun hasil koordinasi dengan pemerintah pusat menambah 11 lokasi baru di wilayah terpencil. Kini totalnya mencapai 59 SPPG yang tersebar di berbagai kecamatan.
Dalam peninjauan itu, Tim Badan Gizi Nasional (BGN) menilai dapur SPPG BTN Kota Mandiri layak beroperasi. Tim meminta penataan ruang agar sesuai dengan standar teknis dan efisiensi pelayanan.
Khafidh menjelaskan, Bupati H M Syukur menggagas model pengelolaan SPPG yang memanfaatkan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan. Dana tersebut digunakan untuk memperkuat produksi bahan pangan melalui BUMDes, yang mengelola peternakan ayam, perkebunan sayur, pertanian padi, cabai, dan budidaya ikan.
“Dengan cara ini, desa mandiri menyediakan bahan baku gizi bagi warganya sendiri. Sirkulasi ekonomi tetap berputar di desa,” terang Khafidh.
Dalam kunjungan tersebut, Asisten I Setda Merangin Sukoso, anggota DPD RI Elviana, Tim BGN, dan sejumlah pejabat daerah turut mendampingi Wabup (aka)









