JAMBI – Banyak orang kembali berburu sensasi seram dari film horor. Namun, di balik teriakan dan adegan mendebarkan itu, para ilmuwan menemukan fakta menarik: horor justru menguatkan mental seseorang.
Fenomena ini muncul dalam konsep “paradoks horor”, yaitu kondisi ketika manusia memilih menghadapi sesuatu yang menakutkan untuk meningkatkan ketangguhan psikologis. Karena itu, horor tidak hanya memacu adrenalin, tetapi juga melatih otak menghadapi tekanan.
Otak Selalu Mencari Tantangan
Menurut Mark Miller dari Monash University, otak bekerja sebagai mesin simulasi yang terus memprediksi berbagai kemungkinan. Film horor menyediakan “bahan bakar” yang ideal bagi otak untuk berlatih menghadapi ketidakpastian.
Selain itu, adegan menegangkan langsung memicu respons fight or flight. Namun, karena penonton menyadari bahwa ancaman itu tidak nyata, otak tetap terkendali. Kondisi ini memberi ruang aman bagi kita untuk mempelajari cara mengelola stres secara efektif.
Tiga Tipe “Atlet Mental” Pecinta Horor
Psikolog Coltan Scrivner dari Arizona State University kemudian mengelompokkan penikmat horor ke dalam tiga tipe utama:
-
Adrenaline Junkies
Mereka mencari sensasi fisik seperti jantung berpacu dan napas cepat. Aliran adrenalin membuat mereka merasa lebih hidup. -
White Knucklers
Mereka sebenarnya takut, tetapi tetap menonton karena ingin menaklukkan ketegangan. Setelah berhasil melewati rasa takut, mereka merasakan kepuasan yang meningkatkan kepercayaan diri. -
Dark Copers
Mereka memanfaatkan horor untuk mengatasi masalah hidup. Kekacauan dalam film membuat persoalan nyata terasa lebih ringan.
Penelitian: Penggemar Horor Lebih Tangguh Saat Krisis
Selanjutnya, sebuah studi saat awal pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa penggemar horor menampilkan kemampuan adaptasi yang lebih baik. Mereka lebih tenang menghadapi berita buruk dan lebih cepat menyesuaikan diri.
Pendekatan ini bahkan masuk ke dunia terapi. Contohnya, video game MindLight mengajak anak-anak berjalan di rumah hantu digital sambil mengendalikan rasa takut mereka. Semakin tenang mereka, semakin terang cahaya dalam permainan. Hasilnya, tingkat kecemasan mereka menurun secara signifikan.
Horor Menjadi Ruang Aman untuk Belajar
Akhirnya, hiburan horor memberikan ruang aman bagi otak untuk mencicipi rasa takut tanpa risiko nyata. Menurut Scrivner, horor membantu penonton mempelajari cara mengendalikan emosi dalam situasi ekstrem.
Jadi, ketika Anda bersembunyi di balik bantal saat menonton film horor, Anda tidak sekadar menghindari rasa takut—Anda sedang melatih otak agar lebih kuat.(tim)









