SUNGAI PENUH – Kekompakan Wali Kota Sungai Penuh, Alfin, dan Bupati Kerinci, Monadi, kembali jadi sorotan hangat masyarakat. Jika dulu hubungan pemimpin dua daerah serumpun ini sering diwarnai jarak, kini justru muncul babak baru: keduanya tampil seperti satu tim, satu energi, dan satu visi masa depan.
Sejak awal masa jabatan, Alfin dan Monadi sudah memberi sinyal berbeda. Mereka sering terlihat bersama dalam berbagai acara resmi, bahkan dalam momentum yang tidak selalu menuntut kehadiran keduanya. Setiap kali Alfin hadir di Kerinci, Monadi menyambut. Setiap kali Monadi datang ke Sungai Penuh, Alfin tak pernah absen. Pola hubungan ini menciptakan dinamika baru yang membuat publik bertanya-tanya: ada apa di balik keharmonisan ini?
Kunjungan Balasan yang Jadi Sorotan
Dua momentum besar baru-baru ini menguatkan kesan bahwa keduanya tengah membangun tradisi baru di wilayah Kerinci Raya.
Monadi duduk di barisan tamu penting saat Paripurna HUT Kota Sungai Penuh ke-17, sementara sehari kemudian Alfin hadir langsung di Paripurna HUT Kabupaten Kerinci ke-67.
Dulu, pemandangan seperti itu nyaris tidak pernah terjadi. Kini, keduanya justru seperti saling menjaga ritme agar selalu sejalan.
Warga pun mulai membandingkan hubungan keduanya dengan periode kepala daerah sebelumnya, yang sering berjalan sendiri-sendiri. Alfin dan Monadi membawa suasana segar yang dianggap banyak pihak sebagai awal dari “rekonsiliasi budaya politik” Kerinci dan Sungai Penuh.
Satu Panggung Lagi, Satu Pesan Sama: ‘Kerinci Raya Harus Maju Bareng’
Kekompakan itu kembali tersaji saat keduanya menghadiri momen ulang tahun Media Kerinci Time dan Wartawati Indonesia Maju (WIM) Minggu (30/11/20250) di DEJ Cafe Sungai Penuh. Mereka duduk berdampingan, berbincang santai, dan menunjukkan hubungan yang semakin cair.
Dalam kesempatan itu, Monadi menyampaikan pesan yang langsung mengundang perhatian publik.
“Kerinci dan Sungai Penuh harus saling mendukung agar maju. Kepala daerahnya harus kompak,” ujar Monadi dengan nada tegas namun bersahabat.
Ia lalu menambahkan kalimat yang membuat suasana ruangan langsung riuh:
“Siapapun nanti yang memimpin dua daerah ini, harus tetap harmonis. Kalau ada yang tidak ingin melihat kami bersama, berarti dia tidak ingin melihat Kerinci dan Sungai Penuh maju.”
Alfin mengangguk mantap, seolah menguatkan setiap kata yang dilontarkan rekannya itu.
Sorotan kamera langsung mengarah ke keduanya—menangkap momen yang mungkin akan diingat warga Kerinci Raya dalam waktu lama.
Harapan Baru untuk Dua Daerah Serumpun
Banyak pihak berharap keharmonisan ini terus berlanjut, bukan hanya sebagai simbol politik, tetapi sebagai fondasi kerja sama yang nyata.
Dari pembangunan kawasan perbatasan, penyelesaian persoalan banjir , hingga pengembangan wisata bersama, kolaborasi dua kepala daerah menjadi harapan baru bagi akselerasi kemajuan di negeri serumpun.
Dan setiap mereka berada satu panggung, publik seperti mendapat pesan tersirat:
Kerinci dan Sungai Penuh tidak boleh berjalan sendiri lagi.(aka)









