TANJABBAR – Bupati Tanjung Jabung Barat, Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag menegaskan pentingnya ketepatan data dalam Verifikasi dan Validasi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) 2025 di tingkat RT se-Kecamatan Tungkal Ilir. Ia menyampaikan penegasan itu saat membuka kegiatan DTSEN di Balai Pertemuan Kantor Bupati, Senin (17/11).
Ketua TP PKK Hj. Fadhilah Sadat, Asisten Administrasi Umum sekaligus Plt Kadinsos Ir. H. Agus Sanusi, M.Si, jajaran Dinas Sosial, lurah, kepala desa, ketua RT, serta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hadir dalam kegiatan tersebut.
Bupati Minta RT Lebih Teliti Mendata Warga
Dalam arahannya, Bupati Anwar Sadat meminta ketua RT meningkatkan ketelitian saat mendata warga. Ia menilai ketepatan DTSEN menentukan arah kebijakan pemerintah dan solusi bagi persoalan sosial.
“Kita butuh data yang benar agar bantuan tepat sasaran. Saya minta RT memverifikasi warganya secara teliti. Keluhan warga soal bantuan yang tidak mereka terima masih muncul, dan kita harus mengakhiri masalah ini,” ujar Anwar Sadat.
Ia menyampaikan bahwa sejumlah warga sering mendatanginya dan menyampaikan keluhan langsung.
“Dalam beberapa kegiatan, ibu-ibu datang ke saya dan mengaku tidak pernah menerima sembako. Kondisi seperti itu tidak boleh terjadi. Kalau RT bekerja dengan baik, saya siap meningkatkan insentif RT,” tegasnya.
Bupati dan TP PKK Salurkan 150 Paket Sembako
Setelah memberikan arahan, Bupati Anwar Sadat bersama Ketua TP PKK langsung menyalurkan 150 paket sembako kepada warga. Seluruh nama penerima masuk dalam data DTSEN 2025 hasil pembaruan di Kecamatan Tungkal Ilir.
Tungkal Ilir Menjadi Kecamatan yang Memulai Tahap Verifikasi
Plt Kadinsos, Agus Sanusi menjelaskan bahwa kegiatan ini melanjutkan rapat persiapan DTSEN yang Bupati pimpin pada 5 November 2025. Ia menegaskan bahwa Kecamatan Tungkal Ilir menjadi wilayah pertama yang memulai proses verifikasi.
“Bupati meminta RT mendata warga secara aktif. Warga yang layak harus masuk data, sementara yang tidak layak harus keluar. Kami ingin mengurangi keluhan masyarakat soal bantuan yang tidak tepat sasaran,” kata Agus Sanusi.
Ia juga memastikan tim terus memperbarui data DTSEN setiap tiga bulan sebelum BPS menjalankan proses perangkingan atau penentuan desil kesejahteraan.(aka)









