KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkap alasan negaranya absen dalam KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir. Ia mengatakan pertemuan itu hanya mengundang negara yang mendukung penuh tanpa syarat rencana perdamaian 20 poin yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Negara yang diundang hanya mereka yang memberi dukungan total terhadap rencana perdamaian 20 poin. Malaysia tidak termasuk karena kami memberi dukungan bersyarat,” kata Anwar saat menjawab pertanyaan anggota parlemen di Dewan Rakyat, Selasa (14/10/2025).
Anwar menegaskan komitmen Malaysia terhadap perdamaian tetap kuat, dengan syarat pengakuan kedaulatan Palestina, penyelesaian konflik di Tepi Barat, dan hak kembali bagi pengungsi Palestina.
“Kami mendukung perdamaian yang adil dan menyeluruh, bukan yang mengabaikan hak-hak rakyat Palestina,” ujar Anwar.
Ia menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza yang terus memburuk. Menurutnya, hingga kini baru 167 truk bantuan masuk, padahal 600 truk sudah dijanjikan. Anwar menilai Malaysia sejalan dengan Qatar dan Yordania yang menuntut penghentian kekerasan terhadap warga sipil dan membuka akses penuh bagi bantuan kemanusiaan.
Anwar juga menyebut Hamas siap mendukung upaya perdamaian jika resolusi menjamin penyelesaian tuntas, menghormati hukum internasional, dan membuka jalur bantuan ke Gaza.
“Perwakilan Hamas di Sharm El-Sheikh juga menunjukkan keterbukaan terhadap perdamaian, tetapi menuntut solusi yang menyeluruh,” ujarnya.
Anwar menutup dengan menegaskan sikap tegas Malaysia terhadap isu Palestina.
“Kami mendukung setiap langkah yang menghentikan kekerasan dan pembunuhan, terutama terhadap perempuan dan anak-anak. Namun,dukungan itu harus menjamin penyelesaian tuntas serta pengakuan kedaulatan Palestina,” tegasnya.(aka)









