JAKARTA – Badai Melissa melanda Jamaika dengan kekuatan kategori 5, menyebabkan kehancuran terparah dalam sejarah meteorologi negara itu. Kini, badai bergerak menuju Kuba dan Bahama, membawa risiko banjir dan kerusakan serius.
Perdana Menteri Jamaika, Andrew Holness, Rabu (29/10/2025) menetapkan negaranya sebagai “daerah bencana” setelah angin badai mencapai 185 mil per jam (295 km/jam) menghantam pulau itu pada Selasa siang waktu setempat. Ia menegaskan, “Seluruh Jamaika merasakan dampak keras Melissa.”
Selain itu, pemerintah melaporkan rumah-rumah hancur, jaringan listrik padam, dan banyak wilayah terendam. Warga Kingston, Lisa Sangster, menceritakan kondisi rumahnya: “Sebagian atap terbang, sebagian lainnya ambruk, seluruh rumah banjir.” Beberapa rumah sakit, terutama di distrik pesisir Saint Elizabeth, rusak berat. Menteri Pemerintah Desmond McKenzie menyebut distrik tersebut “berada di bawah air.”
Melissa menjadi badai paling mematikan dalam sejarah Jamaika, melebihi badai Katrina pada 2005 yang menghancurkan New Orleans, AS. Penilaian kerusakan masih berlangsung karena sebagian besar wilayah kehilangan listrik dan jaringan komunikasi terganggu.
Dampak Badai di Kuba
Di Kuba bagian timur, pemerintah memadamkan aliran listrik hampir seluruh wilayah, mengevakuasi warga rentan, dan memerintahkan 400.000 penduduk Santiago berlindung di rumah. Laporan terbaru menunjukkan banjir besar melanda daerah rendah dari Santiago hingga Guantánamo, dan lebih dari 35% penduduk telah dievakuasi.
Presiden Miguel Díaz-Canel mengerahkan 2.500 petugas listrik untuk memulihkan pasokan setelah badai berlalu. Namun demikian, krisis datang di tengah kelangkaan makanan, bahan bakar, listrik, dan obat-obatan, yang menekan kehidupan rakyat Kuba.
Melissa Bergerak ke Bahama dan Bermuda
Pusat Badai Nasional (NHC) melaporkan pada Rabu pagi bahwa Melissa berada sekitar 370 km selatan Bahama tengah dengan kecepatan angin 115 mph (185 km/jam). Badai diperkirakan melemah saat melintasi Kuba, tetapi tetap kuat menuju Bahama dan kemungkinan mendekati Bermuda pada Kamis malam.
Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyiapkan pengiriman 2.000 paket bantuan ke Jamaika dari Barbados. PBB juga menyalurkan bantuan ke Kuba dan Haiti segera setelah penerbangan memungkinkan, kata juru bicara Stéphane Dujarric.(tim)









